Minggu, 18 Mei 2014

We Believe in You (chapter 2)

Title: We Believe in You (chapter 2)
Pair: KrisTao, slight! ChanBaek, HunHan, KaiSoo
Rating: M
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Length: 1008 words
Disclaimer: All EXO member and cast is belongs to their self.
Summary: Ketika Kris ingin pergi, dan Tao menahannya…
Cerita ini dibuat karena mengingat masalah yang sedang dihadapi EXO terutama Kris. Saya tidak bermaksud menyakiti ataupun mengingatkan pembaca dan semua fans EXO akan masalah yang sedang dihadapi EXO. Saya tetap berdo'a segala yang terbaik untuk EXO dan Kris. Mohon maaf jika cerita ini mengembalikan ingatan tentang masalah di SM Entertainment. Dan cerita ini sama sekali tidak dipergunakan untuk mengambil keuntungan maupun menjelekkan nama baik pihak manapun. Segala macam bentuk pujian, kritik, saran, bahkan flame diterima dengan senang hati. Flame atas cerita dan penulis sangat diperkenankan, namun tidak untuk semua karakter yang ada. Jika ada yang tidak berkenan atas warning di atas, dipersilahkan menutup tab yang anda buka. Budayakan mereview, pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejaknya.
.
.
.
Kris kembali berjalan-jalan tak tentu arah. Menyesali tindakan yang diambilnya tanpa bisa mencari jalan keluar yang baik. Dia tau ini salah. Tapi hanya ini satu-satunya hal yang bisa dipikirkannya. Dia lelah. Dia hanya ingin seperti biasa. Menjadi orang biasa. Tapi seharusnya dia sadar, dari awal dia memilih jalan ini, dia tau resikonya. Semuanya tak akan sama seperti saat dia di Kanada dulu. Seharusnya dia juga bisa mempertimbangkan saat Ayahnya melarang dia menjadi penyanyi.
Kris hanya mengikuti arah kaki membawanya. Saat dia sedang memutari sebuah taman yang sepi, dia terkejut saat mendengar suara pekikan seorang gadis. Dia mendongak dan melebarkan matanya.
"Kris oppa!" Teriak seorang gadis dengan badan besar sambil menarik tangan teman disebelahnya.
"Astaga, itu benar-benar Kris oppa!" Ucap temannya membalas. Kris panik, dia seharusnya tak berjalan-jalan saat situasi sedang seperti ini. Dia berlari secepat yang dia bisa. Menggunakan kaki jenjangnya itu untuk melangkah dengan cepat. Kris berbelok di ujung persimpangan di dekat toko roti. Meninggalkan dua gadis yang mengejarnya tadi. Kris pikir dia tidak ingin bertemu hal yang seperti itu lagi. Dan dia rasa dia benar. Dia segera melangkah dengan cepat menuju dormnya.
.
.
.
.
"Sudah ku bilang jangan dekati aku!" Luhan marah hingga melempar bantal busa yang ada di sampingnya itu. Dia benar-benar merasa kesal. Pada Kris, semua orang, dan dirinya sendiri. Dia sadar seharusnya ia tak berlaku kasar dan melampiaskan kekesalannya pada Sehun. Maknae EXO itu bahkan tak tahu salahnya apa. Sehun medudukkan diri di tepi ranjang Luhan. Mencoba meringsut sedikit ke arah hyung-kesayangan-, nya itu.
"Hentikan ini hyung. Berhenti bersifat kekananakan. Kris hyung melakukan itu pasti ada alasan yang jelas." Sehun mengelus-elus pucuk kepala Luhan pelan. Oh, lihat. Sekarang siapa yang lebih tua di sini. Luhan hanya menatap Sehun marah sambil mengerucutkan bibir menahan tangis. Dia malu untuk menangis lagi. Dia lebih tua dari Sehun. Luhan mengusap-usap matanya pelan.
"Okay, aku akan ambilkan air untuk mu. Tetaplah diam di sini hyung." Sehun beranjak dari ranjang Luhan dan membuka pintu kamar. Dia berpapasan dengan Minseok yang hendak masuk ke kamar. Dia hanya melihat hyungnya itu sekilas, lalu berangsur pergi.
Minseok yang melihat tatapan Sehun hanya mengidikkan bahunya pelan. Ia tahu Sehun punya ketertarikan lebih pada teman sekamarnya yang imut itu. Tentu saja. Luhan adalah orang dengan sejuta pesona. Dia juga mudah mengakrabkan diri dengan orang lain. Dan wajahnya yang-ugh-, Minseok harus akui manis sekali. Tapi dia hanya menyukai Luhan sebatas adik. Entahlah, dia terbiasa menjadi tempat sandaran adik manisnya itu dibanding tempat berbagi perasaan cinta. Minseok melangkah mendekati Luhan dan menyapanya pelan.
"Uhmm, Luhan. Kau baik-baik saja?" Tanyanya pada laki-laki manis itu. Luhan melirik ke arah Minseok saat pemuda itu mendekatinya. Ah, dia tak tahu harus berterima kasih seperti apa lagi saat hyung tersayangnya itu muncul di saat yang tepat-selalu-.
"Ah, aku tidak baik-baik saja. Bagaimana ini hyung-ah?." Luhan mendekatkan dirinya pada hyungnya itu, mengembangkan kedua lengannya. Minseok yang-selalu-, hafal maksud dari adik manisnya itu mendekat. Memeluk tubuh adiknya itu dengan kedua lengannya. Luhan selalu merasa nyaman dengan cara Minseok menenangkannya. Minseok adalah orang yang amat dihormatinya. Minseok yang baik, Minseok yang ramah, Minseok yang bijaksana, dan masih banyak Minseok-Minseok yang lainnya. Ah, dunianya terlalu dipenuhi hyungnya itu. Mungkin itu salah satu alasannya tak mau dipindahkan ke kamar si Lead vocal; Chen.
Minseok yang mendengar jawaban Luhan itu terkekeh pelan. Ia mencoba menenangkan Luhan.
"Tak apa. Terkadang seseorang memang butuh menangis. Aku, Kau, Kris, kita semua." Ucapnya bijak. Sambil menepuk-nepuk punggung adiknya itu kecil.
"Bagaimana ini hyung-ah? Kris akan keluar. Aku tak mau ada yang meninggalkan EXO. Siapapun." Luhan kembali terisak dan mencoba kembali menahan tangisnya. Dia ingin terlihat kuat. Mengatakan pada semua member bahwa dia baik-baik saja. Tapi dia sedang tidak baik-baik saja.
"Aku tahu. Aku juga begitu. Tenanglah. Sekarang lekas tidur, aku akan berbicara lagi pada Kris." Ujar Minseok sambil menyelimuti Luhan.
"Oh. Okay." Luhan terlihat bingung. Ia tak tahu harus berkata apa saat Minseok mendorong tubuhnya untuk tidur. Tiba-tiba kepalanya pusing. Sehun membuka ganggang pintu sambil membawa segelas air untuk Luhan. Ia terkejut saat mendapati pose Luhan dan Minseok yang seperti itu.
"Ah, maaf. Ini airnya." Sehun meletakkan gelas berisi air mineral itu ke meja nakas dengan cepat. Napasnya sesak. Tangannya berkeringat dingin. Kakinya melangkah terburu-buru saat mendapati Minseok yang langsung merubah kembali posisinya.
"Sehun-ah, ini tidak seperti yang terlihat." Ucap Minseok sembari memperbaiki letak duduknya. Sehun masuk disaat dan waktu yang tidak tepat. Sehun pura-pura tidak mendengar apa yang hyungnya itu katakan. Dengan cepat ia melangkah ke pintu dan membantingnya dengan cukup keras. Cukup keras untuk membuat Luhan terlonjak kaget.
"Hah, ada apa dengan anak itu? Apa dia masih marah tentang masalah Kris tadi? Padahal tadi dia yang menyuruhku diam." Ucap Luhan sambil kembali membenarkan posisi selimutnya hingga ke leher.
'Pantas saja Sehun tidak mengatakan apapun pada bocah ini. Dia tidak peka.' Batin Minseok. Minseok berjalan menjauhi Luhan menuju pintu, sebelum dia menutup pintu dia menyuruh Luhan untuk segera istirahat. Minseok menghela napas pelan.
Semua terasa semakin berat saja. Kemarin dia merasa semuanya masih baik-baik saja. Dan sekarang dia dibuat bingung dengan keputusan yang diambil pemuda berhidung bangir itu.
Dia butuh tidur.
.
.
.
.
"Aku tidak bisa, mereka tidak akan mau. Apalagi Baekhyun, dia sangat keras kepala, kau tahu itu." Suho menghela napas lelah. Dia sudah cukup pusing mencari Kris yang sekarang entah dimana dan menghubungi ponselnya yang tidak aktif. Dia juga lelah karena harus membantu Chanyeol menenangkan Baekhyun yang mengamuk seharian. Dan sekarang salah satu staff yang bekerja di agensinya ini memintanya untuk mengambil pomsel semua member. Dia yakin mereka tidak akan mau memberikannya. Jadi dia putuskan untuk menolak.
"Kau pasti bisa, mereka akan menuruti mu Jun Myeon." Ucap staff itu sambil memperbaiki duduknya. Lihat betapa gusarnya wajah orang itu. Membuat Suho ingin memakinya saja.
"Mereka tidak akan menuruti ku. Aku memang leader, tapi hidup mereka tidak diatur oleh ku. Minta saja langsung pada mereka, aku tidak bisa." Suho segera beranjak dari kursinya saat dia mendengar suara staff itu kembali mengintrupsi langkahnya.
"Jika kau tidak mau, kau dalam masalah besar." Ucap laki-laki itu marah. Saat mendengar ancaman itu, dia sadar, dia harus memilih.
.
.
.
TBC
Terimakasih banyak kepada yang sudah sudi membaca fanfic yang saya buat ini. Saya harap saya tidak memperkeruh suasana. Hanya saja otak saya yang biasa-biasa saja ini dipenuhi oleh bayangan dan khayalan kalau ternyata Kris itu tidak keluar dari EXO. Apalagi semakin mendekati hari first solo concert mereka. Eh, denger-denger katanya kalo konser besok Kris gak dateng, anak-ank EXOstan yang pergi konser mau bikin Black Ocean. (Samudra hitam, jadi tidak ada lightstick Silver Pearl). Bener gak tuh? Ada yang bisa kasih kejelasan?
Agak kaget juga sama EXO-K yang tetap tegar di M!countdown dengan Baekhyun dan Suho juga yang tetap tampil di Inkigayo hari ini. Salut buat kalian guys.
Terimakasih juga buat semua anak-anak kpopers dari fandom lain yang ngasih support ke EXOstan. Well, haters tidak masuk hitungan pastinya.
Dan saya mau minta maaf yang sebanyak-banyaknya juga kalo chapter satu kemarin pendek sekali. (Ya, walaupun chapter dua ini juga pendek). Itu karena saya mau lihat respond seperti apa yang akan saya dapatkan saat mempublish fanfic ini.
Terima kasih unuk reviewnya kepada:
aliensparkdobi, Kirei Thelittlethieves, DahsyatNyaff, ayukaruniawati9, devimalik, ochaken, Agnia, Wenky MelI, Re-Panda68, novitawahyuu, HHSKTS, oneheartforsuju.
Saya agak sedih juga saat lihat Traffic Graph fic ini, yang baca ratusan, tapi yang mereview hanya segelintir. Well, saya tidak akan memaksa pembaca untuk memberikan saya review. Tapi alangkah baiknya kalau pembaca memberikan respond atas tulisan penulis.
Terimakasih sudah mau membaca curhatan hati saya.
Segala bentuk pujian, kritik, saran, bahkan flame diperkenankan. Pembaca yang baik adalah pembaca yang meningggalkan jejaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar